Perintah bertaubat langsung turun dari Allah ﷻ yang termaktub di dalam al- Qur’an.
Sebenarnya, perintah bertaubat begitu banyak dirilis dalam al- Qur’an.
Dalam penjelasan ini, kita nukil satu ayat yang terdapat di dalam surat at-Tahrim ayat 8 sebagai berikut:
يَآأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَئَِّاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ يَوۡمَ لَا يُخۡزِي ٱللَّهُ ٱلنَّبِيَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥۖ نُورُهُمۡ يَسۡعَىٰ بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashūhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu"
Kita perhatikan ayat ini secara jelas terdapat perintah untuk “taubatan nasūhan”, atau taubat nasuha.
Definisi taubat sudah kita ketahui bersama di dalam penjelasan di atas tadi. Sedangkan arti nasūhan adalah khālishah yang berarti murni, juga bisa bermakna shādiqah yang berarti benar.
Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa kata taubatan disandingkan dengan kata nashūhan untuk menunjukkan kesungguhan, kemurnian dan kebenaran dalam bertaubat.
Ibnu ‘Asyur menjelaskan maksud dari taubat nasuha adalah bertaubat tanpa ragu dan tanpa campuran niat ingin melakukan perbuatan dosa itu lagi.
Jadi, kalau masih ada keinginan untuk mengulang kembali perbuatan dosa itu lagi, walaupun sudah memohon ampunan kepada Allah ﷻ, berarti taubatnya belum benar. Bahkan bisa dikatakan, itu belum taubat. Karena taubat harus memenuhi 4 unsur, yakni; penyesalan, tekad untuk tidak mengulangi dosa, permohonan ampun, dan mengadakan perbaikan (lihat Taubat Tanpa Campuran).
Reward (Pahala) bagi Orang yang Bertaubat
Dari ayat tersebut di atas, Allah ﷻ memberikan kabar gembira bagi orang yang mau bertaubat, pertama, dihapus dosanya, kedua, diberikan nikmat berupa surga. Satu amalan, tapi rewardnya double.
Maka, nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?
Artikel terkait:
Maraji’/ Referensi:
Al- Qur’an dan Hadits, Tafsir at- Tahrir wa at- Tanwir, Ibnu ‘Asyur.
(trt-3)