Sering kita mendengar istilah “taubat”.
Uniknya, istilah taubat tak hanya terbatas di Masjid-masjid, atau di majelis- majelis ta’lim, atau di sekolah-sekolah Islam, bahkan bapak-bapak yang sering nongkrong di warung saja terkadang menyinggung soal taubat, anak- anak muda kafe, warkop, terkadang juga terlontar dari obrolan mereka istilah ‘taubat’. “Taubat aja, lu!”, begitulah kira- kira celetukan itu terlontar dari mereka. Ya walaupun, istilah itu kadang konteksnya untuk candaan saja, atau berlalu begitu saja.
Sebaiknya taubat bukan hanya untuk dijadikan bahan obrolan atau bahan candaan saja, tapi lebih dari itu taubat sebenarnya menjadi aplikasi yang pokok dalam keseharian kita. Ya macam komputer yang harus punya software anti virus, agar komputer tak mudah diserang virus atau spam, atau menghilangkan virus- virus yang sudah terlanjur menyerang komputer.
Istilah taubat merujuk kepada berhentinya seseorang dari perbuatan yang tidak baik, atau berhenti dari perbuatan maksiat atau dosa, kemudian kembali ke jalan yang benar.
Sebagai manusia, tidak mungkin terlepas dari yang namanya “dosa”. Karena tidak ada manusia yang ma’shum (terbebas dan terjaga dari dari dosa) kecuali para Nabi.
Tapi Islam punya solusi. Inilah logic nya Islam. Ada masalah, ada solusi. Apa solusinya agar dosa itu hilang? Apa solusinya agar berhenti dari perbuatan maksiat? Ya bertaubat.
Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap anak Adam pasti pernah melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik- baik orang yang berdosa adalah orang yang mau bertaubat” (H.R. at- Tirmidzi, 2499)
Jadi secara fithrah manusiawi, manusia pasti terjerumus ke dalam dosa, tinggal mau bertaubat apa tidak. Nah, sebenarnya apa dan bagaimana taubat itu? Mari kita baca dan renungkan uraian makna taubat.
Makna Taubat
Taubat berasal dari bahasa Arab “taubatun” تَوْبَةٌ bermakna “’audah’ yang artinya kembali. Secara istilah, taubat didefinisikan sebagai penyesalan atas dosa yang dilakukan dan tekad untuk tidak mengulangi kembali perbuatan dosa tersebut dengan memohon ampunan kepada Allah ﷻ.
Unsur- unsur Taubat
Dari definisi tersebut di atas, setidaknya ada 4 unsur yang harus dipenuhi sebagai syarat dalam bertaubat, yaitu:
Pertama, rasa menyesal atas dosa yang dilakukan.
Kedua, berhenti dari perbuatan dosa. Simpelnya, berusaha untuk tidak melakukan dosa itu lagi.
Ketiga, memohon ampunan kepada Allah ﷻ.
Keempat, mengadakan perbaikan.
Artikel terkait:
Mengapa Orang Jahil Harus Taubat? [1]
Maraji’/ Referensi:
Al- Qur’an dan Hadits.
(trt-3)