Iblis makhluk yang sombong.
Ia menolak kebenaran dan meremehkan.
Sebagian manusia mengikutinya.
#
Iblis dari golongan jin telah menolak mentah-mentah perintah Allah bersujud kepada Adam. Bahkan iblis menantang Allah bahwa ia mampu menundukkan
manusia mengikuti kemauannya agar ikut ingkar. Dan itu ia buktikan. Adam
tergelincir beserta isterinya.
#
Iblis punya pendapat bahwa ia lebih baik dari manusia
dan iblis tahu manusia, ciptaan Allah, punya kelemahan mendasar. Manusia mudah digoda. Ia terobsesi membuktikan kebenaran pendapatnya.
Tidak lama kemudian iblis memang berhasil membuktikan pendapatnya itu.
Iblis bangga dan menerima konsekuensi dari keingkarannya itu.
Pembelajaran
Ada 3 hal yang menjadi pelajaran dari kisah ini, yaitu orientasi kita sehari-hari.
Pertama, orientasi sikap: sombong (menolak kebenaran dan meremehkan) adalah pola sikap syaitan.
Kedua, orientasi fikiran: merasa dirinya lebih baik adalah pola fikir syaitan.
Ketiga, orientasi perbuatan: tidak memikirkan akibat akhir dari perbuatannya adalah pola tindak syaitan.
Perbuatan itu dipicu oleh sikap dan fikiran
atau persepsi seseorang.
#
Adakah mengikuti iblis suatu pilihan yang bijaksana?
#
Konsekuensi menyertai setiap pilihan. Manusia memang mudah digoda. Imannya benar-benar diuji. Di setiap waktu. Di setiap kesempatan. Di setiap keadaan. Pilihan ada di tangan masing-masing. Kepada siapa ia mengabdi dan pada apa yang diharapkannya di akhir
hidupnya di dunia!
Artikel terkait:
Mengapa MANUSIA ENGGAN BERTAUBAT
Berani BERSPEKULASI DENGAN SYIRIK? [1]
Referensi:
Al Qur’an
(trt-1)