Bagian 2/3
Para pembaca yang Budiman, mari kita lihat kajian ayat ini.
Pembahasan Tafsir Surat an- Nisa’ ayat 116
*) Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya al- Quran al- ‘Adzim, berkata mengenai ayat ini:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu).”
Maksudnya adalah, Allah Ta’ala tidak akan mengampuni dosa syirik yaitu ketika seorang hamba bertemu Allah dalam keadaan syirik. Maka bisa dipahami, jika pelaku syirik tersebut belum bertaubat dari perbuatan syirik sampai ia mati, maka dosa syirik tersebut tidak diampuni. Sebaliknya, jika ia sudah bertaubat dari perilaku syirik, tidak mengulangi kesyirikan sampai maut menjemputnya, maka dosa syirik tersebut diampuni oleh Allah ﷻ.
*) Lebih jelasnya, Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya at- Tahrir wa at- Tanwir, menerangkan bahwa seluruh ulama Islam sepakat bahwasanya seseorang yang bertaubat dari kekafiran (ingkar terhadap Islam) dan kesyirikan (menyekutukan Allah), berhak untuk mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ.
Dalilnya firman Allah ﷻ di dalam surat Az- Zumar ayat 53:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'”
selanjutnya ... (Dosa Selain Syirik dan bagian Penutup)