Jiwa tenang bila diridhai Allah Yang Maha Kuasa -- hidup jadi mudah dan rileks.
Bagaimana caranya?
#
Pembaca yang budiman,
Dengan jiwa yang tenang, fikiran manusia jadi terbuka dan ide-ide cemerlang timbul mengalahkan mereka yang gelisah atau frustasi. Perhatikan bagaimana perusahaan-perusahaan besar sekelas Google menciptakan lingkungan kerja yang membuat pekerja mereka rileks walau bekerja dalam tekanan yang berat sekalipun. Mengapa?
Dalam keadaan rileks manusia akan lebih produktif.
Tetapi di luar itu keadaan berbeda. Kompetisi terkadang membawa individu pada keadaan yang benar-benar sulit, misalnya:
mengalami kesulitan keuangan yang berat, mengidap penyakit akut yang mematikan, menyelesaikan persoalan yang rumit yang kena deadline, dan lain sebagainya.
Pada keadaan seperti itu, setiap individu pasti berharap seandainya punya back up yang handal dan punya kuasa untuk membuat jiwanya tenang dan optimis menjalani hidup di dunia.
Hidup tenang di setiap waktu dan keadaan. Tiada yang sulit.
Jika tidak, maka yang timbul adalah bingung, cemas dan gelisah, stress, lalu muncul berbagai masalah kesehatan yang menambah berat beban hidup.
Padahal, bukan hidup seperti itu yang kita inginkan.
Dan tidak jarang seorang diri menghadapi situasi sulit seperti itu. Stress dalam kesendirian. Kesunyian di keramaian. Jatuh sakit pula. Acakadut (bahasa Sunda: berantakan).
#
Lalu bagaimana rasanya jika tiba-tiba datang pertolongan yang tak terduga?
Ploooong … jiwa jadi tenang, optimisme tumbuh kembali, konsentrasi meningkat, hati yang gelisah menjadi senang, fikiran kembali cair, dan yang sulit jadi mudah. Tubuh dan semua organ jadi rileks.
Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada mendapat pertolongan pada saat dibutuhkan.
Kita pernah merasakannya. Betapa bahagia perasaan kita. Betapa puasnya hati kita. Move on...
#
Stress no more. Sehat jiwa raganya.
Lalu dari mana sebenarnya pertolongan itu datang?
Dari Allah ﷻ pemilik ASMAHUL HUSNA. Maha Penolong. Maha Tahu. Maha Kuasa. Maha Penyayang. Maha Bijaksana, dan seterusnya.
Problemnya adalah bagaimana agar pertolongan tingkat tinggi seperti itu bisa hadir di setiap saat kita butuhkan.
Ini jelas suatu nikmat yang besar.
#
Apakah ajaran Islam memungkinkan hal itu terjadi pada pengikutnya?
#
Pembaca yang budiman,
Tentu saja. Pertolongan Allah ﷻ diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya – yaitu mereka yang disayangi-Nya.
Tidaklah Allah ﷻ menciptakan manusia untuk membuat hatinya menderita di muka bumi kecuali bila ia memilih untuk ingkar.
Allah ﷻ berfirman di dalam al Qur’an yang tiada keraguan kita atasnya.
Artinya: “… Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.” (QS Ar-Rum [30] : 5)
Dan, sesungguhnya janji Allah ﷻ itu benar dan yakinlah pertolongan itu akan datang. Tawakkal dan berserah diri. Ini tidak mudah bagi yang tidak beriman pada ayat-ayat Nya.
Allah ﷻ berfirman di dalam al Qur’an yang tiada keraguan kita atasnya.
Artinya: “Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS Ar-Rum [30] : 60)
Lalu, siapa yang dimaksud ayat di atas dengan “siapa yang dikehendaki-Nya” itu?
Siapa mereka dijelaskan Allah ﷻ di dalam al Qur’an yang tiada keraguan kita atasnya.
Artinya: “ … Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS Al-Ahqaf [46] : 10)
Dan orang-orang yang berbuat baik di jalan Allah ﷻ tidak perlu terlalu khawatir sejauh ia menjauhi dosa-dosa besar dan menjauhi perbuatan keji. Allah ﷻ maha luas ampunan-Nya. Allah ﷻ pasti akan menolongnya dan memberinya petunjuk yang benar.
Allah ﷻ menjelaskannya di dalam al Qur’an yang tiada keraguan kita atasnya.
Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga). (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. … (QS An-Najm [53] : 31—32).
Berkompetisi lah untuk suatu yang benar – di jalan yang benar – dengan cara yang benar, guna meraih akhir yang baik (syurga).
#
Penutup
Mari kita simak Firman Allah ﷻ di dalam al Qur’an yang tiada keraguan kita atasnya.
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah [2] : 186)
Kuncinya:
Berdo'a. Berusaha. Tawakkal. Berserah diri.
Semua kembali kepada berapa kuat iman kita pada-Nya.
Maka, rajin-rajin lah bertaubat. Beriman. Beramal saleh. Jangan zalim.
WALLAHU’ALAM
#rajin-baca-al-Qur’an dan amalkan.
Referensi:
Al Qur’an, al Hadits, kitab Ad-Daa’ wad Dawaa oleh Ibnul Qayyim.
Artikel terkait:
Mengapa MENUNDA TAUBAT? MENGUNDANG PENYAKIT?
Mengapa TAUBAT TIDAK MENGUBAH KEADAAN SAYA
Mengapa Saya Disuruh BERTAUBAT? APA SALAH SAYA?
trt-1