Thursday, March 3, 2022

Ngapain Capek-capek MENASEHATI ORANG LAIN? [2]

Bagian 2/2


Para pembaca yang Budiman, Ok, sekarang kita akan mengulas tafsir  surat al- A’raf ayat 164. Lafadz ayatnya sebagai berikut: 

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًاۙ  ٱللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًاۖ  قَالُوا۟ مَعْذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa." (Q.S. al- A’raf ayat 164)


Ayat ini menyinggung aktivitas sekelompok orang dari umatnya Nabi Musa a.s. yang memberikan peringatan dan petunjuk kebenaran bagi kaumnya. 

Ayat ini mengisahkan ada golongan orang saleh dari leluhur Bani Israil mengajukan pertanyaan kepada orang-orang saleh lainnya yang menasehati orang- orang yang berbuat jahat atau maksiat, “mengapa kamu bersusah payah menasehati orang- orang jahat yang akan dibinasakan dan diberikan adzab oleh Allah dengan adzab yang sangat pedih?”.

Seketika mereka menjawab dengan dua alasan:

Pertama: sebagai tanggung jawab kepada Tuhanmu (Allah ﷻ), yaitu kewajiban amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh perbuatan baik dan melarang perbuatan munkar), 

Kedua: supaya mereka berubah menjadi orang-orang yang bertakwa (melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah).

#

Dari ayat ini, bisa diambil kesimpulan bahwa ada tiga tipikal kelompok

Pertama: kelompok yang bermaksiat

Kedua: kelompok orang saleh tapi tidak melakukan amar ma’ruf nahi munkar,

Ketiga: kelompok orang saleh yang berdakwah melakukan amar ma’ruf nahi munkar

Jika dikontekstualisasikan ke zaman ini, kandungan ayat tersebut masih sangat relevan dengan tipologi masyarakat yang ada sekarang. 

Lalu, dimana kah posisi kita? 


sebelumnya ...

Artikel terkait:

Mengapa SUDAH TUA MASIH INGKAR… Taubatlah

Mengapa Di Usia Senja Masih Ingkar?


Maraji’/ Referensi:

Al Qur'an


trt-3